Pages

Sabtu, 23 April 2011

Ayah kembalikan tangan Dita

Sepasang suami isteri seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.
Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” ….
Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.
Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah. “Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah.. sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok
Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tdk akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?… Bagaimana Dita mau bermain nanti?… Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, ” katanya berulang-ulang.
Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf.
NB: Buat anda yang telah menjadi orang tua dan atau calon orang tua. Ingatlah….semarah apapun anda, janganlah bertindak berlebihan. Sebagai orang tua, kita patut untuk saling menjaga perbuatan kita especially pada anak2 yg masih kecil karena mereka masih belum tahu apa2.
dan ingatlah, anak adalah anugrah dan amanah yang dititipkan oleh TUHAN untuk kita.

Minggu, 17 April 2011

11 Bagian Tubuh yang Bisa Berakibat Fatal Bila Dipukul

http://discovermagazine.com/2007/jun/your-body-is-a-planet/body.jpg

1. PERUT 
Sekilas, secara umum perut adalah bagian yang aman. Tapi jangan salah sangka bila perut terpukul juga berakibat fatal. Karena di dalam perut ada lambung. Bila lambung terluka otomatis pencernaan kita akan terganggu dan bila terpukul kuat-kuat bisa menyebabkan muntah darah.

2. PUNGGUNG
Di dalam punggung ada sumsum tulang belakang sebagai saraf. Bila dipukul kuat-kuat bukan hanya muntah darah tetapi bisa juga terputusnya tulang belakang. Bisa diobati dengan cara operasi.

3. DADA
Dada adalah bagian yang paling sering dipukul. Didalam dada terdapat paru-paru. Didalam dada juga terdapat tulang rusuk untuk melindungi paru-paru.Akan sangat berbahaya bila paru-paru tersebut rusak, pernapasan akan terganggu dan bisa menyebabkan kematian.

4. DAGU
Pasti anda bertanya-tanya kenapa dagu disebut bagian vital bila dipukul? Agan bisa coba sendiri, sakit rasanya bila dipukul dibagian dagu. Itu karena dagu tersambung oleh rahang. Bila dipukul kuat-kuat bisa menyebabkan tergesernya rahang.

5. HIDUNG
Hidung terdiri dari tulang rawan. Bila dipukul akan sangat rawan untuk berdarah, dan bila sudah rusak akan mengganggu pernapasan.

6. TELINGA
Telinga juga terdiri dari tulang rawan. Apa yang akan terjadi bila telinga dipukul??? Bila telinga terpukul akan menyebabkan cairan didalam telinga bergoyang dan membuat pusing dan akhirnya pingsan.

7. MATA
Ini cara yang AJIB untuk melumpuhkan lawan cuma 2 serangan + gk makan waktu banyak. Mata adalah indra penglihatan satu-satunya kita. Bila mata dipukul kuat-kuat, mata akan rusak dan bahkan bisa buta. Coba bayangkan, dicolok saja sakit apalagi dipukul.

8. KEPALA
kepala kita berguna melindungi OTAK. Jangan sesekali coba2 pukul kepala {kecuali terdesak), karena kepala adalah sistem saraf pusat dan bila terbentur, bisa menyebabkan gagar otak. Dan bila udah bener-bener parah, korban / lawan akan mati seketika.

9. BELAKANG LEHER
Dibelakang leher terdapat sistem saraf tulang belakang. Bila sistem saraf itu putus, kita tidak bisa melakukan apa2 lagi alias kaku.

10.ALAT KELAMIN
Kalian pasti sudah tahu, ini bagian vital yang paling parah bila terpukul. Sebagai contoh alat kelamin pria. Bila salah satu buah pelir itu pecah, akan mengakibatkan mandul.

11.JAKUN
Jangan sekali-kali pukul bagian ini, kecuali dalam keadaan terdesak. Coba agan tekan dikit saja jakun / leher anda. Akan terasa sakit. Apalagi dipukul kuat-kuat bisa menyebabkan rusaknya sistem pernafasan, pencernaan dan pita suara akan rusak dan korban pun bisa mati.


Sumber

Mitos Tentang Google



Beberapa fakta dan mitos di bawah ini saya ambil dari halaman Google Facts & Fiction, mungkin ada di antaranya yang jadi pertanyaan Anda juga selama ini tapi belum pernah membaca dari sumbernya? Mari kita simak.


Mitos-1: Memasang iklan di Google (PPC Adwords) akan mempengaruhi peringkat website Anda di hasil pencarian (SERP). Faktanya adalah peringkat website Anda tidak dipengaruhi oleh apakah Anda beriklan di Google atau tidak.

Mitos-2: Program pertukaran link atau program “FFA” (free for all) akan meningkatkan ranking website Anda. Faktanya adalah bahwa seringkali program pertukaran link lebih banyak ruginya daripada manfaatnya. Di samping manfaatnya yang kecil, penyedia layanan program pertukaran link seringkali memanfaatkan email address Anda tanpa permisi yang meningkatkan email masuk yang tidak Anda inginkan ke mailbox Anda.

Mitos-3: Penggunaan program pengecek ranking otomatis akan menghemat waktu para webmaster untuk menilai eksistensi website mereka. Faktanya adalah bahwa penggunaan program otomatis seperti itu akan memboroskan sumber daya yang seharusnya bisa dipakai untuk melayani keperluan yang lebih bermanfaat. Pemakaian program otomatis tersebut menyalahi TOS dan Google meminta para webmaster tidak menggunakannya.

Mitos-4: Pesaing Anda bisa mengacaukan ranking website Anda dan bahkan membuat website Anda tidak terindeks oleh Google. Faktanya adalah hampir tidak ada peluang bagi pesaing Anda untuk merusak peringkat atau menghilangkan website Anda dari index Google. Peringkat dan kehadiran website Anda di index Google sepenuhnya berada dalam kontrol Anda sebagai webmaster, termasuk dalam hal konten dan desain website.

Mitos-5: Website Anda akan dihapus dari index Google bila Anda terlalu sering melakukan submit URL. Faktanya adalah: Google tidak menganjurkan Anda submit URL dan tidak juga melarangnya. Anda bebas mendaftarkan website Anda sesering yang Anda mau, tapi proses pendaftaran URL mengikuti jadwal yang ditentukan oleh Google, jadi lebih baik waktu dan tenaga Anda digunakan untuk meningkatkan kualitas konten dan tautan website Anda.

Mitos-6: Website Anda tidak akan diindeks oleh Google bila menggunakan format ASP (atau format non-html lainnya). Faktanya adalah: Google mampu mengindeks hampir semua jenis file, termasuk di antaranya file-file berformat pdf, asp, jsp, html, shtml, xml, doc, xls, ppt, rtf, wks, lwp, wri, swf, cfm, dan php.

Mitos-7: Hosting website di server tertentu seperti Apache dan IIX akan memberi keuntungan bagi ranking website Anda. Faktanya adalah: Google tidak membedakan jenis server yang Anda pakai dalam menilai peringkat website, gunakan jenis server apa pun yang paling cocok dengan Anda.

Mitos-8: Bila akses website Anda lambat, hal itu akan mempengaruhi peringkat website Anda. Faktanya adalah: kecepatan loading website tidak mempengaruhi peringkat website Anda, tetapi bila server Anda mati atau koneksi terputus yang mengakibatkan website Anda tidak bisa diakses maka halaman website Anda tidak diindeks oleh Google.

Makna di balik lagu-lagu Michael Jackson

http://hermawayne.blogspot.com
Michael Jackson memang tidak sembarangan dalam membuat setiap lagu-lagunya. Dalam setiap lagunya, kalau dicermati ada pelajaran hidup yang bisa kita petik.

1. Tidak masalah apakah anda berkulit hitam atau putih (Black or White)

Setiap hari di dunia, orang-orang berperang memperebutkan sesuatu. Permasalahan ras, suku, agama ataupun budaya, membuat kita terpecah. Sudah tidak terhitung berapa korban manusia akibat peperangan baik langsung maupun tidak langsung. Seharusnya, tidak peduli apakah kita hitam atau putih, kita bersatu dan mencintai satu sama lain sebagai manusia. Manusia dilahirkan berbeda satu sama lain bukan untuk terkotak-kotak, namun untuk saling menghargai.

2. Mulailah dengan orang di depan kaca (Man in The Mirror)

Pernahkan anda berpikiran untuk merubah orang lain? Atau malah berpikiran hidup anda akan jauh lebih baik jika lingkungan sekitar anda berubah sesuai dengan yang anda bayangkan. Dunia kita tidaklah sempurna, namun jika anda ingin merubahnya, anda harus memulainya dengan diri anda sendiri. Lihatlah di depan kaca dan mintalah pada orang yang ada di depan kaca tersebut untuk berubah. Hanya itulah satu-satunya jalan. Jika kita ingin membuat dunia ini menjadi lebih baik, lihatlah pada diri kita sendiri dan buatlah suatu perubahan.

3. Sembuhkanlah dunia (Heal The World)

Seperti dikutip dalam lagunya, “There are people dying if you care enough”, Ketika saat itu orang-orang belum waspada terhadap issue pemanasan global, Michael lah yang pertama kali menyerukan issue pemanasan global ini. Sekarang tergantung kita semua untuk memperbaiki dunia ini dari pemanasan global, kemiskinan, wabah penyakit, pendidikan dan masalah-masalah lain yang mengganggu kita. Hanya kepedulian kitalah yang akan membuat dunia ini menjadi lebih baik untuk anak cucu kita kelak dan umat manusia secara keseluruhan.

4. Anda tidak sendiri (You Are Not Alone)

Pengalaman-pengalaman dan penderitaan-penderitaan yang anda alami tidak jauh berbeda dengan orang-orang lainnya. Akan selalu ada pertolongan, dukungan dan cinta pada anda, meskipun anda saat ini tidak memiliki siapa-siapa. Jika anda membaca artikel ini sekarang, berarti anda sedang mendapatkan dukungan dan dorongan.

5. Jangan berhenti sampai anda merasa cukup (Don’t Stop Til You Get Enough)

Michael meraih suatu pencapaian yang luar biasa dalam hidupnya. Prestasi-prestasinya seperti perjalanan yang tiada akhir. Namun kunci kesuksesannya adalah, ia tidak berhenti, dia bekerja sangat keras. Satu hal yang kita pelajari dari Michael, jika anda menginginkan sesuatu anda dapat memilikinya selama anda berkeinginan kuat dan bekerja keras untuk mencapainya, teruskanlah usaha anda dan jangan pernah berhenti.

6. Kita adalah dunia (We Are The World)

Sesering mungkin kita berpikir bahwa kita adalah dunia, maka kita tidak akan merasa kesepian. Satu-satunya cara kita mencapai kesejahteraan adalah jika kita bekerja bersama-sama. Satu orang menderita maka kita semua menderita, satu orang berduka maka kita semua berduka. Kita semua terhubung satu sama lain sebagai umat manusia, sehingga jika ada satu orang terluka, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk menolongnya. Seperti dikutip dalam lagunya, ”We are the world, we are the children and we are the ones who make a brighter day, so let’s start giving.”

7. They don't see you as I do (Ben)

Bahwa setiap orang memiliki sisi positif. Jangan melihat sseorang hanya dari sisi negatifnya saja.

Sumber: kaskus.us

Selasa, 12 April 2011

Yuri Gagarin


Yuri Gagarin
Юрий Гагарин
Gagarin Signature.svg
Soviet Union cosmonaut
The first human in space
NationalityRussian Soviet Union
Born9 March 1934
KlushinoRussian SFSRSoviet Union
Died27 March 1968 (aged 34)
Novosyolovo, Russian SFSR, Soviet Union
Other occupationPilot
RankColonel (Polkovnik), Soviet Air Forces
Time in space1 hour, 48 minutes
SelectionAir Force Group 1
MissionsVostok 1
Mission insigniaVostok-1 patch.svg
Yuri Alekseyevich Gagarin (RussianЮ́рий Алексе́евич Гага́рин,[1] Russian pronunciation: [ˈjurʲɪj ɐlʲɪˈksʲeɪvʲɪtɕ ɡɐˈɡarʲɪn]; 9 March 1934 – 27 March 1968) was a Soviet pilot and cosmonaut. He was the first human to journey into outer space when his Vostok spacecraft completed an orbit of the Earth on April 121961.
Gagarin became an international celebrity, and was awarded many medals and honours, including Hero of the Soviet UnionVostok 1marked his only spaceflight, but he served as backup to the Soyuz 1 mission (which ended in a fatal crash). Gagarin later became deputy training director of the Cosmonaut Training Centre outside Moscow, which was later named after him. Gagarin died in 1968 when a Mig 15training jet he was piloting crashed.

Contents

 [hide]

Early life

Gagarin was born in the village of Klushino near Gzhatsk (now in Smolensk OblastRussia), on 9 March 1934.[2] The adjacent town of Gzhatsk was renamed Gagarin in 1968 in his honour. His parents, Alexey Ivanovich Gagarin and Anna Timofeyevna Gagarina, worked on acollective farm.[3] While manual labourers are described in official reports as "peasants", this may be an oversimplification if applied to his parents — his mother was reportedly a voracious reader, and his father a skilled carpenter. Yuri was the third of four children, and his elder sister helped raise him while his parents worked. Like millions of people in the Soviet Union, the Gagarin family suffered during Nazi occupation in World War II. After a German officer took over their house, the family constructed a small mud hut where they spent a year and nine months until the end of the occupation.[4] His two older siblings were deported to Nazi Germany for slave labour in 1943, and did not return until after the war. In 1946, the family moved to Gzahtsk.[4]

Career in the Soviet Air Force

While a youth, Yuri became interested in space and planets.[5] After studying for one year at a vocational technical school in Lyubertsy, Gagarin was selected for further training at a technical high school in Saratov. While there, he joined the "AeroClub", and learned to fly a light aircraft, a hobby that would take up an increasing portion of his time.
In 1955, after completing his technical schooling, he entered military flight training at the Orenburg Pilot's School. While there he met Valentina Goryacheva, whom he married in 1957, after gaining his pilot's wings in a MiG-15. Post-graduation, he was assigned to Luostari airbase in Murmansk Oblast, close to the Norwegian border, where terrible weather made flying risky. He became a Lieutenant in the Soviet Air Force on 5 November 1957 and on 6 November 1959 he received the rank of Senior Lieutenant.[6]

Career in the Soviet space program

Selection and training

In 1960, after the search and selection process, Yuri Gagarin was chosen with 19 other pilots for the Soviet space program. Gagarin was further selected for an elite training group known as the Sochi Six from which the first cosmonauts of the Vostok programme would be chosen. Gagarin and other prospective cosmonauts were subjected to experiments designed to test physical and psychological endurance; he also underwent training for the upcoming flight. Out of the twenty selected, the eventual choices for the first launch were Gagarin and Gherman Titov because of their performance in training, as well as their physical characteristics — space was at a premium in the small Vostok cockpit and both men were rather short. Gagarin was 1.57 metres (5 ft 2 in) tall, which was an advantage in the small Vostok cockpit.[3]
In August 1960, when Gagarin was one of 20 possible candidates, an Air Force doctor evaluated his personality as follows:
Modest; embarrasses when his humor gets a little too racy; high degree of intellectual development evident in Yuriy; fantastic memory; distinguishes himself from his colleagues by his sharp and far-ranging sense of attention to his surroundings; a well-developed imagination; quick reactions; persevering, prepares himself painstakingly for his activities and training exercises, handles celestial mechanics and mathematical formulae with ease as well as excels in higher mathematics; does not feel constrained when he has to defend his point of view if he considers himself right; appears that he understands life better than a lot of his friends.
—Soviet Air Force doctor, [7]
Gagarin was also a favoured candidate by his peers. When the 20 candidates were asked to anonymously vote for which other candidate they would like to see as the first to fly, all but three chose Gagarin.[8] One of these candidates, Yevgeny Khrunov, believed that Gagarin was very focused, and was demanding of himself and others when necessary.[9]
Gagarin kept physically fit throughout his life, and was a keen sportsman. Cosmonaut Valery Bykovsky wrote:
Service in the Air Force made us strong, both physically and morally. All of us cosmonauts took up sports and PT seriously when we served in the Air Force. I know that Yuri Gagarin was fond of ice hockey. He liked to play goal keeper... I don't think I am wrong when I say that sports became a fixture in the life of the cosmonauts.[10]
In addition to being a keen ice hockey player, Gagarin was also a basketball fan, and coached the Saratov Industrial Technical School team, as well as being an umpire/referee.[11]

Space flight

Vostok I capsule used by Yuri Gagarin, now on display at the RKK Energiya Museum outside of Moscow.
On 12 April 1961, aboard the Vostok 3KA-3 (Vostok 1), Gagarin became both the first human to travel into space, and the first to orbit the earth. His call sign was Kedr (Siberian PineRussianКедр).[12]
In his post-flight report, Gagarin recalled his experience of spaceflight, having been the first human in space:
The feeling of weightlessness was somewhat unfamiliar compared with Earth conditions. Here, you feel as if you were hanging in a horizontal position in straps. You feel as if you are suspended.[13]
Following the flight, Gagarin told the Soviet leader Nikita Khrushchev that during reentry he had whistled the tune "The Motherland Hears, The Motherland Knows" (Russian"Родина слышит, Родина знает").[14][15] The first two lines of the song are: "The Motherland hears, the Motherland knows/Where her son flies in the sky".[16] This patriotic song was written by Dmitri Shostakovich in 1951 (opus 86), with words by Yevgeniy Dolmatovsky.
After the flight, some sources claimed that Gagarin, during his space flight, had made the comment, "I don't see any God up here." However, no such words appear in the verbatim record of Gagarin's conversations with Earth-based stations during the spaceflight.[17] In a 2006 interview a close friend of Gagarin, Colonel Valentin Petrov, stated that Gagarin never said such words, and that the phrase originated from Nikita Khrushchev's speech at the plenum of the Central Committee of the CPSU, where the anti-religious propaganda was discussed. In a certain context Khrushchev said, "Gagarin flew into space, but didn't see any god there".[18] Colonel Petrov also said that Gagarin had been baptised into the Orthodox Church as a child. It is also known that Gagarin has said the following words: "Someone who never met God on Earth, would never meet Him in space"[citation needed]. In 2011, Fomamagazine quoted the rector of the Orthodox church in Zvyozdny Gorodok (Star City) saying, “Gagarin baptized his elder daughter Yelena shortly before his space flight; and his family used to celebrate Christmas and Easter and keep icons in the house." [19]

Rise to fame

A postcard with an image of Yuri Gagarin
After the flight, Gagarin became a worldwide celebrity, touring widely abroad. He visited ItalyGermanyCanadaBrazilJapan and Finland to promote the Soviet Union of being the first country to put a human in space. He also visited the United Kingdom three months after the Vostok 1 success, during which he visited the cities of London and Manchester, the latter of which has been fondly remembered.[20][21]

Life after Vostok 1

In 1962, he began serving as a deputy to the Supreme Soviet of the Soviet Union. He later returned to Star City, the cosmonaut facility, where he spent seven years working on designs for a reusable spacecraft. He became Lieutenant Colonel (or Podpolkovnik) of the Soviet Air Force on 12 June 1962 and on 6 November 1963 he received the rank of Colonel (Polkovnik) of the Soviet Air Force.[6] Soviet officials tried to keep him away from any flights, being worried of losing their hero in an accident. Gagarin was backup pilot for Vladimir Komarov in the Soyuz 1 flight. As Komarov's flight ended in a fatal crash, Gagarin was ultimately banned from training for and participating in further spaceflights.
Gagarin had become deputy training director of the Star City cosmonaut training base. At the same time, he began to re-qualify as a fighter pilot.

Death

Monument of Yuri Gagarin onCosmonauts Alley in Moscow
On 27 March 1968, while on a routine training flight from Chkalovsky Air Base, he and flight instructor Vladimir Seryogin died in a MiG-15UTI crash near the town of Kirzhach. The bodies of Gagarin and Seryogin were cremated and the ashes were buried in the walls of the Kremlin on Red Square.

Cause of jet crash

The cause of the crash that killed Gagarin is not entirely certain, and has been subject to speculation and conspiracy theories over the ensuing decades.
Russian documents declassified in March 2003 showed that the KGB had conducted their own investigation of the accident, in addition to one government and two military investigations. The KGB's report dismissed various conspiracy theories, instead indicating that the actions of air base personnel contributed to the crash. The report states that an air traffic controller provided Gagarin with outdated weather information, and that by the time of his flight, conditions had deteriorated significantly. Ground crew also left external fuel tanks attached to the aircraft. Gagarin's planned flight activities needed clear weather and no outboard tanks. The investigation concluded that Gagarin's aircraft entered a spin, either due to a bird strike or because of a sudden move to avoid another aircraft. Because of the out-of-date weather report, the crew believed their altitude to be higher than it actually was, and could not properly react to bring the MiG-15 out of its spin.[22]
In his 2004 book Two Sides of the MoonAlexey Leonov recounts that he was flying a helicopter in the same area that day when he heard "two loud booms in the distance." Corroborating other theories, his conclusion is that a Sukhoi jet (which he identifies as a Su-15 'Flagon') was flying below its minimum allowed altitude, and "without realizing it because of the terrible weather conditions, he passed within 10 or 20 meters of Yuri and Seregin's plane while breaking the sound barrier." The resulting turbulence would have sent the MiG into an uncontrolled spin. Leonov believes the first boom he heard was that of the jet breaking the sound barrier, and the second was Gagarin's plane crashing.[23]
Another theory, advanced by the original crash investigator in 2005, hypothesizes that a cabin air vent was accidentally left open by the crew or the previous pilot, leading to oxygen deprivation and leaving the crew incapable of controlling the aircraft.[24] A similar theory, published in Air & Space magazine, is that the crew detected the open vent and followed procedure by executing a rapid dive to a lower altitude. This dive caused them to lose consciousness and crash.[25]
On 12 April 2007, the Kremlin vetoed a new investigation into the death of Gagarin. Government officials said that they saw no reason to begin a new investigation.[26]
In April 2011, documents from a 1968 commission setup by the Central Committee of the Communist Party to investigate the accident were declassified. Those documents revealed that the commission's original conclusion was that either Gagarin or Seryogin had maneuvered sharply, likely to avoid a weather balloon, leading the jet into a "super-critical flight regime and to its stalling in complex meteorological conditions". The report also suggested the jet may have been maneuvering sharply to avoid "entry into the upper limit of the first layer of cloud cover".[27]

Legacy and tributes

Legacy

Aside from his short stature at 5 ft 2 inches, one of Gagarin's most notable traits was his smile.[28] Many commented on how Gagarin's smile gained the attention of many in the crowd on the frequent tours Gagarin did in the months after the Vostok 1 mission success, particularly when he visited Manchester in the United Kingdom.[29] Sergei Korolev, one of the masterminds behind the early years of the Soviet space program later said that Gagarin possessed a smile "that lit up the Cold War".[30]

Tributes

Russian Rouble commemorating Gagarin in 2001
There were two commemorative coins issued in the Soviet Union to commemorate 20th and 30th anniversaries of his flight: 1 ruble coin (1981, copper-nickel) and 3 ruble coin (1991, silver). In 2001, to commemorate the 40th anniversary of Gagarin's flight, a series of four coins bearing his likeness was issued in Russia: 2 ruble coin (copper-nickel), 3 ruble coin (silver), 10 ruble coin (brass-copper, nickel), and 100 ruble coin (silver).[31]
In 2008, the Kontinental Hockey League named their championship trophy the Gagarin Cup.[32]
In a 2010 Space Foundation survey, Gagarin was ranked as the #6 most popular space hero, tied with Star Trek's fictional Capt. James T. Kirk.[33]
In January 2011, Armenian airline Armavia named their first Sukhoi Superjet 100 in Gagarin's honour.[34]
From 14 July 2010 to 14 July 2011, a copy of the statue of Gagarin from outside his former school in Lyubertsy has been installed at theAdmiralty Arch end of The Mall in London, opposite the permanent sculpture of James Cook.[35]

50th anniversary tributes

A series of tributes around the world coincided with 12 April 2011, the 50th anniversary of Gagarin's journey into outer space.
A film entitled First Orbit was created to mark the 50th anniversary. Footage was shot from the International Space Station, with engineers calculating that every six weeks the ISS crew would get good opportunity to film over the same ground at the same time of day as Gagarin did. The film would be made more authentic by combining the original flight audio to the footage filmed.[36]
On 12 April 2011, Google celebrated Gagarin's feat with a Google Doodle on its global homepage.[37]
Expedition 27 crew aboard the International Space Station sent a special video message to the world to wish them a Happy Yuri's Night on the occasion of the 50th anniversary. The crew, including Commander Dmitry Kondratyev, Flight Engineers Andrey Borisenko, Catherine 'Cady' Coleman, Alexander Samokutyaev, Paolo Nespoli and Ron Garan recorded their greetings in Russian, English and Italian while wearing black Gagarin T-shirts.[38]